Kamis, 20 September 2012

Aku dan Dua Pasang Beringin di Alun-alun Kidul Yogyakarta

Diary, Kisah ini aku alami beberapa tahun yang lalu.. :)

Aku selalu bertanya, “Kenapa teman-teman yang berjalan di alun-alun kidul, Yogyakarta jarang yang bisa melewati 2 beringin yang berada ditengahnya? :) “.
Hmm.. hipotesa awal yang aku susun adalah:
Teman-teman tidak bisa melakukan hal tersebut karena mereka berjalan “merem”.
“Benar nggak sih?” :D

Beberapa teman percaya bahwa ada nilai filosofis yang terkadung diantara 2 beringin di alkid..
Teman-teman percaya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati, pasti mampu melewati 2 beringin itu, walaupun dengan menutup mata..hehehe
It’s ok.. :D
Namun, beberapa orang lebih percaya ke hal yang bersifat metafisis dan berbau klenik.
Hmm.. ini yang mengusik hatiku.. :)

Teman-teman begitu antusias, mencoba kegiatan tersebut. Mereka keliatan asik.. :D
Dan aku sendiri sempat beberapa kali menahan tawa, karena mereka gagal melewati dua beringin di alkid..hehehe
Mereka mengajakku..  Tapi.. Tapi...

Tapi.. beberapa kali aku menolak, karena aku sendiri tidak yakin mampu melewati 2 beringin tersebut dengan mata tertutup..hehehe

Yaa.. Karena aku bukanlah Hatake Kakashi atau Itachi Uchiha
yang mampu melakukan hal-hal luar biasa dengan mata tertutup.. hehehe :D

Ada dilematika di dalam hati, “Apakah benar seperti itu. Bahwa mereka yang mampu melewati 2 beringin di tengah alkid adalah orang-orang yang mempunyai keteguhan hati?”.
Atau.. itu hanya sebuah nilai filosofis dari jogja,
yang biasanya mengandung makna yang sangat mendalam.. :)

Hati ini terus bertanya. Hingga, hati kecil ini ingat akan sebuah ayat Allah
dalam QS. Ath Tholaq ayat 3, yang berbunyi:

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah 
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)

“Asyiik.. aku punya dasar.. :D “, ungkap hatiku saat itu.
Allah pasti benar.. mampu atau tidak melewati beringin tersebut, tidak akan bisa mendefinisikan siapa diriku..hehehe Siapa diriku dan bagaimana masa depanku, aku menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.. :)

Ayat tersebut terus ku ulang-ulang dalam hati. Dan tiba-tiba,

“Makjleb...”.
Ada dua org bapak-ibu pengemis tuna netra datang.
Mereka buta, lusuh, berjalan hanya bermodalkan tongkat. Mereka berjalan kesana kemari tanpa tahu arah, seperti teman-teman yang menutup mata dan berulangkali gagal melewati kedua beringin di tengah alkid. Raut muka dan kondisi mereka sungguh kasihan..hiks..
Seperti ada 2 hal yang kontradiktif..
Kami yang sehat justru menutup mata untuk berjalan.. :(

Seolah-olah mendapatkan petunjuk dari Allah, seketika itu hati kecilku berkata:

“ Yaa rabb.. Hamba besyukur karena tidak perlu menutup mata dalam melangkah..
Mata ini pasti engkau berikan agar hamba dapat berjalan lurus..
Dan mampu melihat, jika suatu saat jalan hamba mulai berkelok.. :) ”.

“Jika memang mereka gagal melewati beringin itu yaa rabb..
Itu semua pasti terjadi karena mereka menutup mata, seperti halnya bapak-ibuk pengemis yang buta itu. Mereka berjalan tanpa arah karena mereka dalam kondisi tidak melihat.
Bukan karena hal klenik atau metafisis lainnya.. :) ”.


“Adapun teman-teman yang gagal melewati beringin dalam keadaan mata tertutup itu yaa rabb.
Hal itu tidak mampu mendefinisikan siapa mereka.
Masa depan selalu ada ditangan-Mu.. :) ”.

Maaf lagi belajar menulis kembali, setelah sekian lama tidak aktif menulis.. :D
Salam,

Fuad Setiawan Khabibi

2 komentar:

Silahkan tinggalkan komentarny kawan, terimakasih...