Kamis, 15 Oktober 2009

Mimpiku Semalam Tentang BULOG

Stabilitas harga beras bagi Negara Indonesia merupakan isu penting yang harus di perhatikan pemerintah dan lembaga negara lainnya. Hal ini karena beras merupakan makanan pokok yang di konsumsi masyarakat indonesia pada umumnya. Instabilitas terhadap harga beras dapat berdampak buruk pada stabilitas sosial-politik nasional yang sering diguncang oleh arus demontrasi akibat kenaikan harga barang kebutuhan pokok seperti sembako, bahan bakar minyak (BBM), pendidikan dan lain sebagainya.

Pemerintah sebagai lembaga yang memiliki legitimasi politik untuk mengatur dan menjaga stabilitas harga beras di Indonesia memiliki lembaga khusus non-departemen yang bertugas menangani segala macam persoalan beras di Indonesia. Lembaga tersebut dinamakan BULOG. Sebuah lembaga yang selama ini menangani segala persoalan beras dari mulai menjaga stabilitas harga beras, menjaga stok dan sebagai wadah bagi petani untuk menjual hasil pertaniannya agar terhindar dari para tengkulak.
Sebagai sebuah lembaga yang bertugas menjaga stabilitas harga beras, BULOG seringkali menghadapi berbagai kendala dari segi ekonomi dan politik. BULOG sebagai lembaga non-departemen yang menjalankan mekanisme kegiatan jual-beli beras dari para petani kepada pasar, seringkali mengalami kerugian akibat biaya produksi yang melambung tinggi namun harga beras yang akan dijual kembali terus ditekan oleh pemerintah agar tidak naik.




Hal ini tentunya sangat kontradiktif, di satu sisi BULOG sebagai salah satu BUMN harus memperoleh “profit” agar usahanya dapat berjalan. Namun di sisi lain, untuk menjaga kestabilan harga beras itu sendiri BULOG harus menjaga harga beras agar dapat di jangkau oleh masyarakat Indonesia yang pada umumnya berada dalam strata ekonomi menengah ke bawah.
Intervensi “politik beras” oleh rezim yang berkuasa untuk menekan harga beras pun gencar dilakukan di dalam BULOG. Padahal selama ini sebagai lembaga non-departemen BULOG memiliki sumber pembiayaan bukan dari pajak yang ditarik dari masyarakat, namun pembiayaan tersebut diperoleh dari kredit bank rekanan BULOG. Dengan kondisi seperti ini, BULOG sebagai sebuah BUMN akan sulit berkembang baik kedepannya.

BULOG harus berubah bentuk menjadi sebuah lembaga yang menjalankan “public service” namun juga harus menjadi lembaga yang “Profit oriented” dalam tataran yang wajar agar BULOG tidak mengalami kerugian terus menerus dan dapat berkembang.

Sebagi sebuah lembaga BUMN yang juga harus memiliki keterpihakan ke masyarakat Indonesia. Dalam tataran ideal, BULOG seharusnya tidak mengejar keuntungan dari masyarakat dalam negeri. Namun, “profit” tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan ekspor hasil pertanian keluar negeri dengan jalan revitalisasi pertanian untuk menghasilkan komoditi yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi di taraf pasar internasional. BULOG juga dapat menjual komoditi pertanian lainnya seperti gula, jagung, kopi atau lainnya dengan kualitas yang baik agar BULOG dapat memperoleh keuntungan dari komoditi pertanian selain beras.
Dengan keuntungan yang besar dari pasar internasional, diharapkan lembaga tersebut menjadi lembaga yang kuat dan dapat berkembang dengan baik kedepannya. Mengingat BULOG adalah sebuah lembaga yang memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat indonesia dalam persoalan beras sebagai makanan pokok masyarakat di Indonesia.
Perbaikan juga tidak terbatas pada strategi untuk mencari keuntungan dari pasar luar negeri. Perbaikan dari dalam melalui pasar dalam negeri juga perlu menjadi pertimbangan yang harus di perhatikan. Intervensi pemerintah dalam penentuan harga beras memang diperlukan untuk menghindari monopoli terhadap suatu komoditas tertentu oleh swasta yang hanya akan melakukan eksploitasi dan mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Namun, campur tangan pemerintah secara politik yang terlalu besar juga akan menyebabkan BULOG menjadi sulit berkembang. BULOG harus berubah menjadi lembaga “independent” dan terbuka. Hal ini untuk menghindari politisasi harga beras oleh para politisi yang memiliki kepentingan di dalamnya.

Dengan semakin sedikitnya campur tangan pemerintah di dalam BULOG, lembaga ini diharapakan dapat berkembang karena dapat menentukan harga secara layak dan wajar dengan memperhatikan kaidah-kaidah BULOG pada awal berdirinya yaitu sebagai Lumbung Padi Masyarakat Desa yang memihak kepentingan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia.
Mimpiku BULOG pada tahun 2020, BULOG menjadi sebuah lembaga yang kuat, kokoh dan memiliki daya saing yang diperhitungkan di kancah ASEAN. Memiliki sistem berstandarkan ISO yang lebih baik dari lembaga serupa di negara-negara ASEAN lainnya. Dengan terus membaiknya profesionalisme BULOG sebagai lembaga yang menangani persoalan beras di Indonesia akibat perubahan sistem internal kearah yang lebih baik, BULOG akan memiliki nama yang cukup di perhitungkan sehingga timbul “trust” dari negara-negara ASEAN lainnya untuk menjalin kerjasama dan mengimpor beras dari Indonesia. Berbagai kerjasama itu dapat dijadikan stimulus bagi BULOG untuk terus berkembang ke pasar Internasional.
Profesionalisme dalam BULOG juga harus di dukung dengan riset teknologi mutakhir untuk menghasilkan ketahanan pangan yang mantap. Riset tersebut dapat dilakukan oleh lembaga internal dari BULOG itu sendiri atau melalui kompetisi riset di bidang teknologi ketahanan pangan dan pertanian yang diselenggarakan BULOG untuk berbagai kalangan seperti masyarakat, pelajar, mahasiswa dan akademisi lainnya. Kompetisi riset ini memiliki arti penting dalam pengembangan teknologi mutakhir dan sebagai sarana penampungan terhadap ide-ide segar dan kreatif dari berbagai kalangan.
Disamping semaikin melejitnya nama dan peran BULOG di kancah regional ASEAN, BULOG harus menjadi lumbung padi masyarakat desa yang bisa diandalkan agar tercipta swasembada beras dalam negeri. BULOG harus menjadi lembaga yang sanggup mengatur stabilitas harga dan stok beras nasional. BULOG akan menjadi sebuah lembaga yang tangguh dan “independent” yang memiliki peran sangat penting bagi pasar domestik dalam negeri. Swasembada dapat dicapai melalui sinergi kerjasama yang dibangun antara petani melalui departemen pertanian dan BULOG. Petani dengan penerapan teknologi yang bagus dapat menghasilkan beras yang berkualitas dan bisa menghasilkan beras dengan kuantitas lebih banyak. Melalui perhitungan dalam sistem BULOG yang telah terstandarisasi oleh ISO, BULOG diharapkan pada tahun 2020 mampu memperhitungkan jumlah beras yang akan dijadikan stok dalam negeri dan beras yang akan di ekspor sehingga swasembada dan ekspor beras keluar negeri dapat terjaga dengan baik.
Menghadapi “Milenium Development Goals” (MDGs) yang pada umumnya disusun dan diratifikasi oleh Negara-negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang juga merupakan anggota ASEAN, sesegera mungkin BULOG harus menyusun dan membentuk sebuah strategi yang kompetitif. Hal ini karena Negara-negara ASEAN lainnya juga sedang menerapkan strategi untuk membangun pertumbuhan segala sektor di Negaranya termasuk sektor pertanian yang umumnya menjadi sektor utama di Negara anggota ASEAN. Melihat realita tersebut, BULOG harus mengawali strateginya secepat mungkin agar BULOG memiliki persiapan yang matang untuk berkompetisi dengan lembaga serupa di Negara-negara ASEAN lainnya.
BULOG akan menjadi BUMN yang lebih kuat dan dapat di andalkan, itulah mimpi dan harapan saya terhadap BULOG pada tahun 2020. Semakin kuat stabilitas harga dan stok harga beras nasional, maka semakin baik pula stabilitas sosial-politik Indonesia pada masa depan. Disinilah letak peran penting dari sebuah BULOG. Menjadi sebuah lembaga yang menangani berbagai macam persoalan beras memang tidak mudah, namun dengan segala impian ini sebuah harapan besar menanti di depan mata. Semoga di HUT BULOG ke 42 tahun yang jatuh pada 10 Mei 2009 kemarin BULOG dapat berubah ke arah yang lebih baik sehingga bermanfaat bagi Negara dan masyarakat Indonesia pada khususnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentarny kawan, terimakasih...